Kamis, 24 November 2011

Zuhud


ZUHUD

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, zuhud berarti menjauhi dari keduniawian. Sedangkan dalam Kitab Bulughul Maram, zuhud berarti jangan terlalu cinta pada dunia, jangan selalu mengenangkan, atau hanya mencita-citakan keduniaan saja.
            Dengan demikian, dapat kita simpulkan pengertian tentang  zuhud, yaitu menjauhi dari kemewahan duniawi. Artinya cinta duniawi dikurangi dan lebih mengutamakan kepentingan ukhrawi. Zuhud bukan berarti meninggalkan segala macam urusan duniawi, seperti tidak mengurus tempat tinggal, sandang, pangan, muamalah, dan hal-hal lain yang bersifat keduniawian. Hal-hal yang bersifat keduniawian juga tetap di urus, tetapi tidak secara berlebihan. Dengan demikian, orang yang zuhud itu sederhana dalam pola hidupnya. Mereka sangat mengutamakan akan kehidupan akhirat kelak karena kehidupan akhirat merupakan kehidupan yang sebenarnya, dan kekal untuk selamanya.
            Sebagai orang Islam, hendaknya kita jangan sampaia berlebih-lebihan dan tergila-gila akan kemewahan di dunia. Hal ini disebabkan semua kemewahan di dunia ini sifatnya hanya sementara, tidak abadi. Oleh karena itu kita jangan sampai tergiur akan kemewahan dunia. Kita hendaknya selalu ingat bahwa dunia ini merupakan kenikmatan yang sifatnya sementara dan memperdayakan.
Sebagaimana firman Allah swt. Berikut ini:
Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Dan sesungguhnya pada hari kiamat sajalah disempurnakan pahalamu. Barangsiapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam syurga, maka sungguh ia telah beruntung. Kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan yang memperdayakan.(Q.S. Ali Imran/3: 185)
            Menurut Surah Al-Ankabut ayat 64, kenikmatan dunia ini hanya senda gurau dan permainan yang bersifat sementara dan juga tidak kekal. Adapun kehidupan akhirat adalah kehidupan yang sebenarnya karena kehidupan akhirat kekal.
Firman Allah dalam surat Al-Ankabut sebagai berikut:
Dan tiadalah kehidupan dunia ini melainkan senda gurau dan main-main. Dan sesungguhnya akhirat itulah yang sebenarnya kehidupan, kalau mereka mengetahui. (Q.S. Al-Ankabut/29: 64)
            Zuhud bukan pula berarti meninggalkan segala macam urusan duniawi dan hanya beribadah. Dalam beribadah pun kita memerlukan sarana dan prasarana sebagai penunjang. Misalnya untuk mendirikan shalat,kita memerlukan pakaian, sarung, mukena, atau sajadah. Untuk menunaikan ibadah haji, diperlukan biaya bagi kita maupun bagai keluarga yang ditinggalkan. Untuk memenuhi hal-hal tersebut, tentu saja diperlukan usaha yang bersifat keduniawian.
Hal di atas dijelaskan didalam firman Allah swt. Berikut ini:
Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik, kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan. (Q.S. Al-Qasas/28: 77)
Agama Islam mengajarkan kepada kita semua supaya bersikap zuhud. Bersikap zuhud memiliki banyak manfaat, di antaranya akan di cintai Allah swt. Apabila bersikap zuhud dalam bergaul terhadap sesama, dan kita pun akan disenangi oleh orang lain. Dengan bersikap zuhud, kehidupan kita akan menjadi tentram, tenang, tidak tamak, tidak iri hati terhadap orang lain, dan juga tidak sombong.

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Sweet Tomatoes Printable Coupons